Bukuini mengulas tentang Buku Pembelajaran Fisika Gampang Asyik dan Menyenangkan yang pastinya akan membantumu untuk belajar lebih isi didalamnya. Dapatkan diskon dan promo menarik disini.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran dalam pendidikan merupakan masalah yan penting bagi setiap bangsa yang sedang berkembang atau yang telah maju sebab pendidikan merupakan salah satu tolak ukur krmajuan suatu bangsa. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan dilihat dari kualitas proses dan hasil belajar yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa " tujuan pendidkan nasional dalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memilliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Melalui pendidikan fisika siswa dilatih untuk dapat berpikir secara kritis, logis, cermat, sistematis, kreatif dan inovatif. Hal ini merupakan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan fisika yang baik. Di samping itu ada beberapa sikap positif yang dapat berguna dalam pemecahan masalah percaya diri, pantang menyerah, ulet dan disiplin dalam melalukan segala sesuatu. Pendidkan fisikan yang terbaik hanya akan terjadi jika proses belajar mengajar fisika di dalam kelas berhasil membelajarkan siswa untuk berpikir dan bersikap. Pada kenyatan yang sering kita lihat di sekolah, terdapat siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika. Sebagian siswa menggangap bahwa pelajaran fisika itu sebagai pelajaran yang menakutkan, sulit serta membosakan. Pandangan negatif siswa terhadap pelajaran fisika ini menyebabkan rendahnya hasil belajar dan minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika. Pada hal jika ditelisik dari konsep pembelajaran, pelajaran fisika semestinya menjadi mata pelajaran yang sangat menyenangkan dan di sukai oleh beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa pelajaran fisika tidak di sukai oleh siswa, salah satunya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas. Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional atau metode ceramah. Metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling mudah, padahal tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan metode ceramah. Dengan metode ceramah pusat pembelajaran hanya terletak pada guru, siswa lebih banyak menengarkan dan mencatat informasi tanpa mengetahui konsep dari pembelajaran itu sendiri. Sehingga keterampilan yang ada di dalam diri siswa tidak dapat terlatih dengan baik. Selain itu juga, minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika akan menurun dan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika. Proses pembelajaran yang berlangsung satu arah dan monoton tersbut menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang dapat meningkatkan minat belajar siswa yang pada akhirnya tidak bisa dipugkiri masih banyak menggangap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan menbosankan. Sehingga, siswa tidak dapat menerapkan konsep pembelajaran fisika dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru yang dibuat sedikit berbeda. Oleh karena itu dalam pembelajaran fisika guru perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menarik sehingga siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan pembelajaran yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata. Didalam kehidupan sehari-hari peserta didik telah banyak dihadapkan dengan sebuah masalah baik dilingkungan rumah, sekolah ataupun di masyarakat. Kurangnya kepercayaan uang di berikan kepada peserta didik di lingkugan keluarga untuk menghadapi masalah-masalah yang ada merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik tidak terlatih untuk melalukan problem solving. 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Modelpembelajaran quantum learning adalah suatu strategi dan kiat belajar yang memadukan unsur seni, faktor potensi diri dan lingkungan belajar sehingga proses belajar siswa menjadi lebih meriah, menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning merupakan metode yang mengedepankan suasana yang nyaman, menyenangkan selama proses pembelajaran.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Proses pembelajaran selama ini masih didominasi oleh guru sehingga belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikir. Cara guru mengajar yang hanya satu arah teacher centered menyebabkan penumpukan informasi atau konsep saja yang kurang bermanfaat bagi siswa. Guru selalu menuntut siswa untuk belajar, tetapi tidak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya belajar dan menyelesaikan masalah. Berlakunya kurikulum merdeka menuntut perubahan paradigma pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran yang berpusat pada guru beralih pada siswa student centered. Tetapi, masalah lain pun muncul dikarenakan jumlah alat praktikum yang masih terbilang minim yang membuat siswa, kurang bersemangat dalam melakukan kegiatan praktikum, hal ini dikarenakan ketika melakukan praktikum harus bergantian satu teman dengan teman yang untuk mengatasi hal tersebut, maka apa yang harus kita lakukan sebagai pendidik???? Berdasarkan pengalaman pribadi, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran dengan mengunakan media visual berupa youtube, untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, dengan asumsi siswa mampu menerima pembelajaran yang kita berikan, tetapi masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan melalui media visual berupa youtube dan masih kesulitan untuk mengikuti penjelasan materi melalui youtube walaupun sudah diulang dan diputar berkali-kali. Sebagai pendidik tentunya kita tahu memang latar belakang dari siswa sangat beragam dan berbeda-beda kebutuhannya. Tentunya kita harus bisa memberikan pembelajaran klasikal yang disesuaikan dengan kemampuan klasikal siswa, dimana memperhatikan kemampuan anak yang cepat dan lambat dalam menerima penjelasan materi. Lalu apa yang harus kita lakukan para sahabat pedidik...? nah sedikit saran berdasarkan pengalaman penulis sebagai pendidik di SMK Negeri 1 Sale Kabupaten Rembang yang banyak sekali halang rintangnya, yang penulis lakukan adalah menggunakan virtual lab "phet". Dengan menggunakan virtual lab "phet", dapat melakukan praktikum fisika secara virtual, sehingga para siswa dapat praktik secara mandiri maupun berkelompok. Nah dengan hal ini pendidik dapat dengan leluasa menggunakan strategi pembelajaran yang diinginkan. Pendidik dapat menggunakan berbagai model, pendekatan, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Misalkan ada pertanyaan "bagaimana jika menggunakan metode diskusi kelompok? Apakah tetap masih bisa berjalan?" jawabannya adalah sangat bisa. Karena dengan menggunakan virtual lab tersebut, siswa dapat leluasa mencoba berbagai macam praktikum yang ada di virtual lab tersebut. Sehingga akan menumbuhkan rasa senang siswa terhadap materi yang kita menggunakan media virtual lab tersebut, dapat sedikit membantu terutama dalam belajar Fisika dalam mata pelajaran IPAs. Jika ada solusi lain dari teman-teman pendidik sekalian dimohon untuk memberikan sarannya demi membangun pendidik dan siswa di era milenial menuju pendidikan abad 21 dan masa depan yang serba Unik Setyorini Lihat Pendidikan Selengkapnya
Adabeberapa alasan pemilihan metode demonstrasi pada pembelajaran Fisika, yaitu jika: 1) peralatan dan bahan yang tersedia di laboratorium tidak memadai untuk eksperimen; 2) menggunakan bahan praktikum yang berbahaya; 3) menggunakan alat-alat yang tidak boleh dioperasikan oleh siswa; 4) konsep yang didapat dari percobaan harus dijelaskan tahap
Pengertian Metode Metode berasal dari kata metodos yang merupakan dua unsur kata Yunani yaitu Metha yang berarti melewati dan Hodos yang berarti jalan sehingga metode adalah jalan yang dilewati. Setiap jalan yang dilewati psti akan menuju satu titik akhir maka secara implisit Nata 2009 yang dimuat dalam jurnal daniel akbar mendefenisikan metode sebagai jalan yang ditempuh untuh mencapai tujuan. Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Defenisi Pembelajaran Kerja Kelompok Pembalajaran kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar dengan cara berkelompok-kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas yang dirasa perlu dikerjakan secara bersama-sama. Pembelajaran kerja kelompok sangat berpengaruh dalam memotifasi belajar bagi para peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PAI. Dikatakan sedemikian, karena disebabkan Para peserta didik akan lebih terpacu untuk mencari hal-hal yang belum mereka ketahui dengan cara berdiskusi dengan para satuan kelompok mereka. Pembelajaran kerja kelompok mengandung pengertian bahwa para peserta didik dilatih membentuk suatu kepribadian kesatuan serta kebersamaan, karena dengan cara seperti ini peserta didik yang kemampuannya kurang pandai dapat bekerja sama saling tukar pengetahuan dengan peserta didik yang lebih pandai. Penerapan Pembelajaran Kerja Kelompok. Pengkelompokan dapat dilakukan oleh anak didik sendiri, namun biasanya dalam pemilihan kelompok seperti ini didasarkan atas pemilihan teman yang lebih dekat atau lebih initm. Pengkelompokan dapat pula dilakukan oleh pendidik atas pertimbangan-pertimbangan, diantaranya untuk membedakan anak didik yang cerdas , normal, dan lemah. Akan tetapi untuk pengkelompokan seperti ini tugas seorang pendidik sebagai pembimbing akan tersa lebih berat, karena harus secara cermat memperhatikan anak didik yang lemah agar jangan sampai terlalu dirugikan. Sedangkan bagi yang cerdas jangan ada annggapan bahwa dengan adanya kelompok tidak memberi manfaat baginya. Maka dalam hal ini pendidik harus memberikan tugas kepada yang lebih cerdas untuk membantu rekan-rekannya yang dibawahnya lemah. Pendidik dalam menentukan katagori anak yang cerdas dan yang lemah tidak hanya melihat dari nilai yang ada dalam rapor atau hasil tugas sehari-hari, tetapi harus dilihat juga dari kepribadian anak didik yang teori crow and crow ciri-ciri anak yang superior hebat adalah – Observasinya tajam, cepat dan jelas dalam mengatasi pelajaran.– Cepat memberikan jawaban apabila menerima pertanyaan.– Pemahamannya baik dan teratur.– Pemikirannya terang dan logis. Ciri-ciri anak yang lamban adalah Perhatiannya kurang dan jangkauan pikirannya kesukaran-kesukaran dalam memusatkan berpartisipasi dalam kegiatan akademis dan menjadi bingung dalam menghadapi masalah Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Kerja Kelompok Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran kerja kelompok, hal ini disebabkan tiap-tiap individu peserta didik berbeda-beda dalam pengetahuannya maupun kepribadiannya, Berikut beberapa kelebihan serta kekurangannya Kelebihan – Memacu motivasi peserta didik untuk aktif belajar. – Menciptakan rasa kebersamaan serta bekerja sama. – Menanamkan solidaritas antar teman dalam kelompok. – Memudahkan meleksanakan tugas dari pendidik. – Menanamkan pentingnya musyawarah dalam memecahkan suatu masalah. Kekurangan Peserta didik yang mempunyai pengetahuan lemah akan diremehakan oleh yang lebih bagi peserta didik pandai yang merasa rekan sekelompok tidak memberi kemanfaatan malas kerena jauh dari pantauan pendidik. Manfaat Apabila pendidik dalam menghadapi anak didik dikelas merasa perlu membagi-bagi anak didik dalam kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu tugas pekerjaaan yang perlu untuk dikerjakan bersama-sama maka mengajar dengan cara kerja kelompok sangatlah tepat untuk dilaksanakan Sistem belajar kelompok di rumah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap bahan belajar yang diberikan pendidik di sekolah. Tujuan tersebut jelas akan bermanfaat bagi peserta didik peserta diskusi kelompok. Manfaatnya antara lain meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang diajarkan pendidik di kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik. c.menumbuhkembangkan rasa sosial di antara sesama peserta sikap dan kerja sama dalam sebuah komunitas atau ajang saling berbagi ilmu kemampuan peserta didik untuk berdiskusi dan berdebat secara sehat. Metode Demonstrasi Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara meragakan bagaimana membuat, mempergunakan serta mempraktekkan suatu benda atau alat baik asli maupun tirua, atau bagaimana mengerjakan sesuatu perbuatan atau tindakan yang mana dalam meragakan disertai dengan penjelasan lisan. Contohnya misalnya mendemonstrasikan suatu alat, atau dalam mata pelajaran PAI dalam praktik wudhu dapat diperlihatkan tata cara berwudhu yang baik. Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Demonstrasi Mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu atau menggunakan komponen-komponen sesuatuMembandingkan suatu cara dengan cara lainMengetahui atau melihat kebenaran sesuatuIngin menunjukkan suatu keterampilan. Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi Tahap persiapan Menetapkan tujuan demonstrasiMenetapkan langkah-langkah demonstrasiSiapkan alat atau benda yang dibutuhkan untuk demonstrasi. Tahap pelaksanaan Mendemonstrasikan sesuatu sesuai dengan tujuan yang disertai dengan penjelasan lisanMemberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tanya jawabMemberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba dan mempraktekkan. Tahap tindak lanjut dan evaluasi Menugaskan kepada peserta didik untuk mencoba dan mempraktekkan apa yang telah diperagakanMelakukan penelitian terhadap tugas yang telah diberikan dalam bentuk karya atau perbuatan. Sisi Positif Metode Demonstrasi Membuat pelajaran lebih menarik, lebih jelas dan lebih pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang didik dituntut aktif dalam bentuk melakukan pengamatan membandingkan antara teori dan kenyataan serta mempraktekkan secara langsung. Sisi Negatif Metode Demonstrasi Pendidik dituntut memiliki keterampilan khusus terhadap hal-hal yang memenuhi semua peralatan atau benda yang dibutuhkan untuk keperluan persiapan dan perencanaan yang matang. Metode Eksperimen Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah cara mengajar dengan cara peserta didik diajak untuk melakukan serangkaian percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari secara teori. Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami, melakukan sendiri, mengamati suatu objek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri dan mencari kebenaran. Contohnya untuk membuktikan hukum Azas Black bahwa kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima dapat dibuktikan dengan melakukan eksperimen di laboratorium dengan menggunakan alat kalorimeter. Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Eksperimen Pembelajaran yang menghendaki peserta didik menunjukkan keterampilan penjelasan mengenai proses terjadinya sesuatu benda atau hal atau proses penarikan kesimpulan. Langkah-langkah Penggunaan Metode Eksperimen Tahap persiapan/perencanaan Menetapkan tujuan petunjuk dan menetapkan langkah-langkah pokok eksperimenMempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan eksperimen Tahap pelaksanaan eksperimen Mengikutsertakan seluruh peserta didik dalam kegiatan pengamatan maupun kembangkan sikap kritis melalui kegiatan tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang kesempatan setiap peserta didik untuk melakukan percobaan sehingga peserta didik merasa yakin tentang kebenaran suatu penilaian dari kegiatan peserta didik, dalam melakukan eksperimen tersebut mulai saat persiapan dan pada waktu pelaksanaan Sisi Postif Metode Eksperimen Memberikan pengalaman praktis kepada peserta kepercayaan atas kesimpulan berdasarkan dan memupuk peserta didik menjadi ahli peneliti yang dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi umat jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam diri peserta didik berkaitan dengan hal yang diujicobakan Sisi Negatif Metode Eksperimen Memerlukan waktu yang ini lebih sesuai digunakan untuk bidang sains dan akan mengalami kesulitan bila langsung mengadakan berbagai fasilitas dan peralatan dalam keuletan, ketelitian dan ketabahan peserta didik dalam semua eksperimen menghasilkan seperti apa yang diharapkan atau yang diteorikan, karena adanya faktor-faktor di luar jangkauan atau pengendalian pendidik atau peserta didik. Metode Resistasi Pengertian Metode Resistasi Metose resistasi atau resistatin method adalah salah satu bentuk metode pembelajaran dimana peserta didik diberikan pemahaman terhadap materi pembelajaran melalui tugas. Syaiful Sagala 2003 219 memberikan defenisi tentang metode resistasi yaitu “metode resistasi atau penugasan adalah penyajian bahan dimana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan Pendapat lainnya menyatakan bahwa metode resistasi disebut juga metode pekerjan rumah dimana pendidik memberikan tugas tertentu kepada peserta didik diluar jam pelajaran Zuhraini,dkk,1983 96 . Dapat disimpulkan bahwasanya metode resistasi adalah metode pembelajaran dengan pemberian tugas setelah melakukan pembelajaran dan tugas dikerjakan diluar jam pelajaran sekolah. Pemberian tugas pada hakikatnya adalah mengarahkan peserta didik agar melakukan hal-hal bermanfaat disetiap waktunya sehingga akan terjadi perkembangan pengetahuan yang dimiliki. Pemberian tugas sitasi kepada peserta didik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebelum pembelajaran yang dikenal dengan presistasi. Presistasi dimaksudkan untuk mengarahkan perhatian peserta didik terhadap motivasi dan kesiapan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran Purwati,199711, dikutip dari jurnal Hertali vita pramanta. Dan yang kedua yaitu setelah melakukan pembelajaran, inilah yang disebut dengan resistasi sebagaimana yang telah didefenisikan diawal tadi. Tujuan Pembelajaran Resistasi Pemberian tugas pada dasarnya upaya pembimbingan yang dilakukan seorang pendidik saat peserta didik tidak dalam pengawasan mereka. Adapun beberapa tujuan yang diharapkan dari penerapan model pembelajaaran resistasi ini menurut Winarno Surachmat 197991 seperti ini adalah Merangsang agar peserta didik berusaha lebih baik memupuk inisiatif , bertanggung jawab dan berdiri sendiriMembawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat peserta didik yang masih terluang waktu dari pada peserta didik agar dapat digunakan lebih konstruktifMemperkaya pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan diluar sekolahMemperkaya hasil belajar disekolah dengan menyelenggaraka latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya. Langkah-Langkah Penerapan Dalam pelaksanan suatu metode ada langkah-langkah  khusus yang harus diperhatikan agar metode tersebut dapat berjalan sesuai rencana. Adapun hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam melaksanakn metode resistasi yaitu Pendidik Seorang pendidik dalam memberikan beberapa aspek penting yaituMempertimbangkan apakah tugas tersebut akan dikerjakan secara individu atau kelompokMempertimbangkan tingkat kemampuan dan kecerdasan peserta didikMudah dimengerti maksud dan tujuan pemberian tugas oleh peserta didikSelalu memantau apakah ada kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan jika tugas diberikan dalam bentuk latihanSelalu siap untuk melayani pertanyaan peserta didik jika ada materi yang belum jelas atu yang belum dimengertiTidak membebani peserta didik secara berlebihan. Oleh karena itu frekuensi pemberian tugas harus tugas yang diberikan bisa berupa merangkum, membuat makalah, menyelesaikan soal, observasi, demonstrasi dan menyelesaikan proyek tertentu Peserta Didik Menurut soekamto 1997 dalam jurnal Danil Akbar dan Yoni Hermawan yang diterbitkan oleh Universitas Galuh, ada beberapa hal yang harus dituruti peserta didik, diantaranya Memilih dan mendiskusikan tugas dengan pendidikMenerima dan melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh pendidikMenyusun rencana penyelesaian tugasMencari sumber-sumber dataMengolah data baik individu maupun kelompokMenyerahkan tugas yang telah diselesaikan Kelebihan Sangat baik untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal kondusifMemupuk ras tanggung jawab terhadap semua jenis pelajaranMenumbuhkan kebiasaaan giat belajar Kekurangan Seringnya tugas rumah dikerjakan orang lainBanyak peserta didik yang hanya menyelesaikan tugas bukan mengerjakannyaSulitnya memberikan tugas di kelas yang bersifat heterogen karena perbedaan kemampuanKapasitas tugas yang melebihi batas akan membuat perspeksi negatif bagi peserta didik khususnya di tingkat awal Contoh kegiatan Sebelum melaksanakan pembelajaran diberikan suatu pre-test atau presistasi guna melihat pengetahuan dasar peserta didik terkait materi yang diajarkan. Metode Pembelajaran Drill Pengertian Metode Drill Secara defenisi yang diungkapkan oleh Rostiyah 2001125 bahwa yang dikatakan dengan metode driil yaitu suatu cara mengajar yang mana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan , agar peserta didik memiliki ketangkasan dan keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Dalam versi lain Jeremy Harmer menyatakaan seperti yang dimuat dalam Iam Samsiah 2014 6 bahwa method of driil are thechniquewhere teacher aks student to repeat word and phrases, either in chorus or individually, and then gets them to practise substituted but similar phrase, still under the teacher’s direction. Selanjutnya Sri Anitha 200918 menyatakan bahwa metode drill atau latihan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan yang telah dipelajari oleh peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Hamdani juga memberikan defenisi tersendiri tentang metode drill, menurutnya metode drill yaitu metode yang mengajarkan peserta didik agar peserta didik memiliki ketegasan dan keterampilan yang lebih tinggi dari hal-hal yang teah beberapa pendapat tentang defenisi metode drill dari para ahli tersebut maka dapat kita simpulkan defenisi dari metode drill yaitu suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan latihan yang berkaitan dengan materi pelajaran guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan materi tersebut. Tujuan Pembelajaran Melalui Methode Drill Untuk memperjelas kategori yang ditonjolkan oleh suatu metode maka ada yang disebut dengan tujuan pembelajaran bermetode. Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan memanfaatkan metode drill menurut Siti Nurhidayati 201014 adalah sebagai berikutMemiliki keterampilan motorik gerak seperti menghfal kata-kata, menulis, menggunakan alat, membuat sutu bendaMengembangkan kecakapan intelek seperti mengalikan membagi, menjumlahkan, mengurangi akardalam hitungan mencongkak, mengenal benda/bentuk dalam pelajaran static, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainyaMemiliki kemampuan menghubungkan atau mengkorelasikan dan juga kemampuan membandingkan sesuatu keadaan dengan yang lainnya sebagai hubungan sebab akibat. Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan metode drill Dalam melaksanakan suatu instrument ataupun sistem maka ada hal-hal khusus yang harus diperhatikan agar instrument dan sistem dapat berjalan lancar sesuai rencana. Adapun hal-hal yang menjadi catatan khusus dalam pengaplikasian metode belajar drill yaituSifat dan jenis latihan yang diberikan. Sebagai catatan dalam melaksanakan metode drill seorang pendidik dituntut kreatif dalam memberikan bentuk latihan karena pada prinsipnya peserta didik akan bosan dengan mengulangi hal-hal yang sama dalam jangka waktu yang lama. Artinya setiap pertemuan bentuk latihan yang diberikan harus berbeda dari yang sebelumnyaSeorang pendidik yang menggunakan metode drill sejatinya harus paham nilai dari latihan yang diberikan baik dari aspek fisik ataupun mental serta aspek koognitif,afektif dan psikomotornya. Maka dari itu seorang pendidik harus bisa mengaitkan semua aspek tersebut kedalam latihan yang diberikan dan menemukan keterkaitannya dengan materi yang sedang dipelajari. Prinsip dan Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill Beberapa prinsip yang harus dipertahankan dalam melaksanakan metode drill adalah Peserta didik harus diberikan pengertian yang mendalam sebeblum melaksanakan latihan tertentuLatihan yang pertama hendaknya bersifat diagnosisLatihan dilakukan secara rutinLatihan harus sesuai dengan tingkat kemampuan pesertaProses latihan hendaknya mementingkan hal-hal yang bersifat esensial dan berguna. Adapun menurut hamdani 2011273 dalam bukunya menyatakan bahwa ketentuan pelaksanaan metode belajar drill yaitu Latihan TerkontrolPendidik meberikan latihan soal dan meminta peserta didik untuk mengerjakannyaPendidik memberi rahan dan petunjuk-petunjuk dalam menyelesaikan tugas yang diberikanPendidik memberikan bantuan kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan ataupun yang kesulitan dalam menyelesaikan tugas tersebutPendidik memberikan perbaikan atau jawaban yang benar dri soal tersebut setelah peserta didik selesai mengerjakannya Latihan MandiriPendidik memberikan beberapa soalPendidik meminta peserta didik untuk menyelesaikan soal tersebut dengan memberikan waktu yang cukupPendidik mengumpulkan hasil kerja peserta didik tersebutPendidik menilai hasil pekerjaan peserta didik Kelebihan Menurut Hamdani 2011, kelebihan metode ini yaitu Ketegasan dan keterampilan peserta didik meningkat lebih tinggi dari hal-hal yang dipelajariSeorang peserta didik benar-benar mengerti hal-hal yang telah dipelajari karena langsung diingatkan dengan latihan yang dikerjakanNana Sudjana1995 menambahkan,Dalam waktu singkat dapat diperoleh keterampilan dan penguasaan yang diharapkan. Kekurangan Menurut Nana Sudjana 1995 kekurangan dari metode ini yaitu Menghambat daya inisiatif dan eksploratif peserta didikKurang memperhatikan relevansi dengan lingkunganMembentuk kebiasaan-kebiasaan yang otomatis dan kakuHadja Sapoetra 2010 juga menyatakan kekurangan dari metode ini yaitu Dapat menimbulkan verbalisme terutama pada pelajaran yang bersifat menghafal. Dimana peserta didik terlatih untuk menguasai materi elajaran dengan cara menghafal dan secara otomatis mengingatkannya kepada pertanyaan penuntun tanpa membuat mereka berpikir logis. Contoh pelaksanaanSuatu pembelajaran yang ketika menyampaikan materi pelajaran pendidik menyelingi dengan memberikan latihan-latihan agar peserta didik tidak terpaku dengan penjabaran yang disampaikan oleh pendidik. Metode Pemecahan Masalah Defenisi Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah problem solving adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful  Bahri Djamara 2006 103 bahwa Metode problem solving metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Menurut 1987146 metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh peserta didik. Sedangkan menurut  Gulo 2002111 menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Senada dengan pendapat diatas Sanjaya 2006214 menyatakan pada metode pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa  kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk metode pemecahan masalah yaitu a Mengandung isu – isu yang mengandung konflik bias dari berita, rekaman video dan lain – lainb Bersifat familiar dengan peserta didikc Berhubungan dengan kepentingan orang banyakd Mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki peserta didik sesuai kurikulum yang berlakue Sesuai dengan minat peserta didik sehingga peserta didik merasa perlu untuk mempelajari Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari  metode pemecahan masalah banyak digunakan pendidik bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini pendidik tidak memberikan informasi dulu  tetapi informasi diperoleh peserta didik setelah memecahkan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah PBL. Menurut Arends 2008 45 pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Pada pembelajaran berbasis masalah peserta didik dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya peserta didik dituntut pula untuk belajar secara kritis. Peserta didik diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan peserta didik pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta didik di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri 1983133 metode problem solving memberikan beberapa manfaat antara lain Mengembangkan sikap keterampilan peserta didik dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiriMengembangkan kemampuan berpikir para peserta didik, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambahMelalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati peserta didik serta dalam berbagai macam ragam altenatifMembina pengembangan sikap perasaan ingin tahu lebih jauh dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompokPenyelesaian masalah. Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut 2002 117 1. Mendifinisikan MasalahMendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikuta Kemukakan kepada peserta didik peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada peserta didik untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana brain stroming. Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari peserta didik yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali rephrase, restate perumusan – perumusan yang kurang tepat. akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling tepat dipakai oleh semua. 2. Mendiagnosis masalahSetelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah 3. Merumuskan Altenatif StrategiPada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi 4. Menentukan dan menerapkan StrategiSetelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut 1. Merumuskan masalahDalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah. 2. Menelaah masalahDalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut. 3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesisMenghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis. 4. Pembuktian hipotesisDalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul. 5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusanPembelajaran problem solving ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan model pembelajaran problem solving diantaranya yaitu melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang di hadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kelemahan model pembelajaran problem solving itu sendiri seperti beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan peserta didik untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Dalam pembelajaran problem solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. Tahap Pembelajaran dengan menggunakan Metode Pemecahan Masalah 1    Merumuskan masalahMengetahui dan merumuskan masalah secara jelas 2    Menelaah masalahMenggunakan pengetahuan untuk memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut 3    Merumuskan hipotesisBerimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian 4Mengumpulkan dan  mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesisKecakapan mencari dan menyusun data menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar dan tabel 5 Pembuktian hipotesisKecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung – hubungkan dan menghitungKetrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan 6 Menentukan pilihan penyelesaianKecakapan membuat altenatif penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap pilihan DAFTAR PUSTAKA Anitha, S. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta Yama Pustaka. Dr. Daradjat metodik khususpengajaran agama islam,Jakarta bumi aksara Ahmad Sabri, teaching, press. Arends, Richard I. 2008 . Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Edisi Ketujuh/ Buku Dua. Terjemahan Helly Pajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta Pustaka Pelajar Dhajiri, Ahmad Kosasih. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan Games dalam VTC. Bandung Jurusan PMPKn IKIP Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta PT. Grasindo Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta PT. Grafindo. Sudirman,dkk.1987.Ilmu Pendidikan. Bandung Remadja Karya Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain . 2006 Strategi Belajar Mengajar,  Jakarta Rineka Cipta Arifah, P. 2011. Penggunaan metode pembelajaran snowball drilling. Surakarta Universitas Sebelas Maret. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia. Nurhidayati, S. 2010. Implementasi Improving Learning dengan Metode Drill dan Resistasi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa. Surakarta Universitas Sebelas Maret. Roestiyah, N. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Sapoetra, H. Metode Latihan Drill. diakses tanggal 2 februari 2016 pukul Sudjana, N. 1995. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Algensindo. Syamsiah, I. 2014. Penerapan metode drill untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jakarta UIN Jakarta. Syarifudin, belajar Media Zuhraini, dkk. 1983. Methodik khusus Prndidikan Nasional Sagala, dan Makna Surachmat, Pengajaran
menyenangkandalam proses pembelajaran. Perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam penyampaian
Physics is one of the subjects that feared and considered difficult by students. This is evidenced by the lack of students interested in physics lessons to choose national exam 2017 year as well as the low values obtained by the students. The students thought patterns to make physics bore and become not unpleasant but in fact physics is a subject that is very important in opening up and lays out the phenomenon of natural phenomena that exist around us. The issue underlying the above for doing an activity that aims to change the pattern of thought against physics students so that students become interested. Props used as media of instruction were used. Props were made from simple tools that can be found around us. Students can use the props in learning as one form the applications of physics so that physics will be fun and enjoyable. As a result, by using simple props application method is 50 percent of the students stated that the physics be fun and enjoyable. This is evidenced by the results obtained with the use of pre-and post-test as well as a questionnaire filled out by students. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 10731072 [10]. Moreno, Gomez, R. Giraldo, L. 2010. Removal Of Mn, Fe, Ni And Cu Ions From Wastewater Using Cow Bone Vol 3 Hal 452-466[11]. Morris, Howard, T. McMurdie. Evans, Paretzkin, B. Parker, Nicolas, C. Panagiotopoulos. 1981. NBS Monograph 25-Section 18 Standar X-Ray Diffraction Powder Centre for Diffraction Data Department of Commerce, Wasington DC.[12]. Richana, N. Lestina, P. Irawadi, T. 2004. Karakterisasi Lignoselulosa dari Limbah Tanaman Pangan dan Pemanfaatannya untuk Pertumbuhan Bakteri RXA III-5 Penghasil Xilanase. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen. Institut Pertanian 23 Hal 112[13]. Riadi, S. 2010. Fabrikasi dan Karakterisasi Nanopartikel Platinum pada Elektroda Karbon dari Bahan Serbuk Kayu Karet sebagai Bahan Sel Superkapasitor. Skripsi Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Riau, Pekanbaru. [14]. Influence of Pyrolysis Conditions on Pore Development of Oil-palm-shell Activated Carbons. Journal of Analytical and AppliedPyrolysis. Vol 76 Hal 96-102[15]. Taer, E. 2009. Pembangunan Superkapasitor Menggunakan Elektroda Karbon. Laporan Penelitian FMIPA Universitas Riau[16]. Yin, Aroua, Daud, 2007. Review of modification of activated carbon for enhancing contaminant uptakes from aqueous solutions. Technol. Vol52 Hal 403–415Aplikasi Fisika menggunakan alat peraga SederhanaSebagai Media Pembelajaran Fisika SecaraAsyik dan MenyenangkanZulkarnain 1, Ona Lestary Tondang2, Wita Yulia3,Andri Saputra4,Siti Nurul Alifah5,Reeky Fardinata 6Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina WidyaJl. Prof. Muchtar Luthfi Pekanbaru, 28293, Indonesiazulkarnain is one of the subjects that feared and considered difficult by students. This is evidenced by the lack of students interested in physics lessons to choose national exam 2017 year as well as the low values obtained by the students. The students thought patterns to make physics bore and become not unpleasant but in fact physics is a subject that is very important in opening up and lays out the phenomenon of natural phenomena that exist around us. The issue underlying the above for doing an activity that aims to change the pattern of thought against physics students so that students become interested. Props used as media of instruction were used. Props were made from simple tools that can be found around us. Students can use the props in learning as one form the applications of physics so that physics will be fun and enjoyable. As a result, by using simple props application method is 50 percent of the students stated that the physics be fun and enjoyable. This is evidenced by the results obtained with the use of pre-and post-test as well as a questionnaire filled out by props, application, have fun, mindsetABSTRAKFisika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti dan dianggap sulit oleh siswa. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang berminat untuk memilih pelajaran fisika di ujian nasional tahun 2017 serta rendahnya nilai yang diperoleh oleh siswa. Pola pikir siswa yang membuat fisika menjadi tidak asyik dan tidak menyenangkan padahal pada kenyataannya fisika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam membuka dan menjabarkan fenomena fenomena alam yang ada disekitar kita. Permasalahan diatas yang mendasari untuk melakukan sebuah kegiatan yangbertujuan untuk mengubah pola fikir siswa terhadap fisika sehingga siswa menjadi tertarik. Alat peraga digunakan sebagai media pembelajaran yang digunakan. Alat peraga dibuat dari bahan bahan sederhana yang dapat ditemukan di sekitar kita. Siswa dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk aplikasi fisika sehingga belajar fisika menjadi asyik dan menyenangkan. Hasilnya, dengan menggunakan metode aplikasi alat peraga sederhana,50 persen siswa menyatakan bahwa fisika menjadi asyik dan menyenangkan. Ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan pre-test dan post-test serta kuisioner yang diisi oleh alat peraga, aplikasi, asyik, pola pikirJurnal Komunikasi Fisika Indonesia Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. 2017, Vol 14 No. 2; e-2579-521X Email 10741. PENDAHULUANFisika merupakan salah satu bidang studidi sekolah yang sering kali ditakuti oleh parasiswa mulai dari siswa sekolah menengahpertama sampai sekolah menengah siswa dikarenakan menurut merekapelajaran fisika terdapat banyak rumus-rumusyang rumit, dan pemahaman matematika yangbaik. Berdasarkan data yang didapatkan olehtim berisik, mata pelajaran fisika adalah matapelajaran yang memiliki sedikit peminatdibandingkan dengan mata pelajaran eksaktalainnya. Ini terbukti dengan data yang didapatdari Dinas Pendidikan dan KebudayaaanProvinsi Riau pada Gambar 1 dan nilai ujian nasional yang diperoleh oleh siswa Provinsi RiauGambar 2. Indeks nilai ujian nasional siswa Provinsi RiauFisika mengambil titik acuan pada alamsebagai objek pengamatan. Pembelajaranfisika sama seperti mempelajari fenomena-fenomena yang menakjubkan dari alam. Fisikadigambarkan dalam bentuk persamaan-persamaan matematika. Permasalahan yangtimbul adalah siswa justru terperangkapdengan dunia rumus-rumus yang sebenarnyaadalah penggambaran secara matematis darifenomena fenomena alam yang fisika tidaklah rumitsepertiyang diketahui siswa pada umumnya, karenamemang untuk memahami fisika perlu metodebaik yang membuat siswa tertarik terhadapilmu fisika. Profesor Yohannes Surya, PendiriSurya Institute berkata untuk mendapatkangenerasi yang cerdas diperlukan guru yangbaik dan metode yang tepat [Surya, 2013].Guru merupakan suatu fondasi yang sangatdasar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa 10751074 1. PENDAHULUANFisika merupakan salah satu bidang studidi sekolah yang sering kali ditakuti oleh parasiswa mulai dari siswa sekolah menengahpertama sampai sekolah menengah siswa dikarenakan menurut merekapelajaran fisika terdapat banyak rumus-rumusyang rumit, dan pemahaman matematika yangbaik. Berdasarkan data yang didapatkan olehtim berisik, mata pelajaran fisika adalah matapelajaran yang memiliki sedikit peminatdibandingkan dengan mata pelajaran eksaktalainnya. Ini terbukti dengan data yang didapatdari Dinas Pendidikan dan KebudayaaanProvinsi Riau pada Gambar 1 dan nilai ujian nasional yang diperoleh oleh siswa Provinsi RiauGambar 2. Indeks nilai ujian nasional siswa Provinsi RiauFisika mengambil titik acuan pada alamsebagai objek pengamatan. Pembelajaranfisika sama seperti mempelajari fenomena-fenomena yang menakjubkan dari alam. Fisikadigambarkan dalam bentuk persamaan-persamaan matematika. Permasalahan yangtimbul adalah siswa justru terperangkapdengan dunia rumus-rumus yang sebenarnyaadalah penggambaran secara matematis darifenomena fenomena alam yang fisika tidaklah rumitsepertiyang diketahui siswa pada umumnya, karenamemang untuk memahami fisika perlu metodebaik yang membuat siswa tertarik terhadapilmu fisika. Profesor Yohannes Surya, PendiriSurya Institute berkata untuk mendapatkangenerasi yang cerdas diperlukan guru yangbaik dan metode yang tepat [Surya, 2013].Guru merupakan suatu fondasi yang sangatdasar untuk mencerdaskan kehidupan bangsaKualitas guru di Indonesia sudah dalamangka yang memuaskan hanya saja kebanyakguru belum memiliki metode yang tepat untukmemberikan pengertian sebenarnya dari mengenalkan fisika secara mudahdan asyik dengan menerapkan metodepembelajaran yang asyik yaitu denganmenggunakan alat alat peraga sederhana yangdapat dibuat oleh siswa di sekitar yang belajar fisika bukan hanya bisamemahami teori-teori fisika saja, tetapi, jugabisa belajar fisika dengan alat peraga yangdibuat oleh siswa itu PKM-M ini bertujuan untuk mengubah pola pikir siswa, menumbuhkan motivasi dan minat siswa terhadap ilmu fisika dan menerapkan serta memahami aplikasi fisika yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari hari. Luaran yang diharapkan tercapai dalam program ini adalah dapat meningkatnya minat siswa untuk lebihmencintai dan memahami fisika dan menemukan metode yang tepat dalam menumbuhkan motivasi,minat atau gairah belajar siswa dalam mempelajari Fisika. Permasalahan ini dapat diselesaikan secara penyuluhan berupa workshop dengan mengedepankan konsep konkret dari setiap topik fisika dan dilanjutkan dengan pendalaman materi yang METODE Tahapan tahapan yang dilakukan dalam melakukan PKM M dapat dilihat pada Gambar 3. Sebelum melaksanakan pengabdian, tim melakukan survei lapangan. Survei bertujuan untuk mencari sekolah sasaran yang tepat untuk dijadikan tempat pengabdian. Tim telah mengunjungi beberapa SMA yang berada di luar kota Pekanbaru, dan pada akhirnya memberikan keputusan bahwa SMAN 1 Tapung akan dijadikan tempat pengabdian. Tim memilih SMAN 1 Tapung karena SMAN 1 Tapung adalah sekolah yang dianggap bisa mewakili responsif siswa di kecamatan Tapung, Kampar. Hal ini dikarenakan pusat kegiatan tingkat kecamatan dilaksanakan di SMAN 1 Tapung. Perjalanan menuju lokasi SMAN 1 Tapung bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam menggunakan mobil dari kampus UR. Tim segera melakukan konfirmasi untuk mengadakan kerjasama mitra dengan pihak sekolah dengan menemui Kepala Sekolah dan wakil kesiswaan. Ketika tim terpilih menjadi salah satu tim yang didanai oleh Kemenristekdikti, tim langsung menentukan kapan kegiatan akan alir Pengabdian PKM M 1076Tahapan berikutnya adalah persiapan kegiatan dengan membeli alat dan bahan yang akan digunakan untuk alat peraga yang akan ditampilkan ketika kegiatan. Selain itu, tim juga mengadakan latihan serta briefing agar penampilan tim ketika kegiatan maksimal, asyik dan kegiatan ke lokasi acara dilakukan oleh Tim sebanyak tiga kali. Kegiatan pertama diadakan pada tanggal 15 April 2017 dalam bentuk diskusi dan demonstrasi. Kegiatan kedua diadakan pada tanggal 25 April 2017 dalam bentuk demonstrasi dan Workshop, dan kegiatan ketiga diadakan pada bulan Juli dalam bentuk monitoring dan evaluasi pada guru ketika mengimplementasikan ilmu yang didapati dari kegiatan memberikan pre-test pada siswa berupa soal yang berkaitan dengan materi yang akan tim sampaikan ketika pelaksanaan kegiatan PKM, dilanjutkan dengan diskusi melalui tanya jawab di sekitar kendala-kendala yang mereka hadapi selama mempelajari fisika. Tim kemudian memberikan solusi sesuai dengan yang diperlukan siswa. Pada tahapan ini juga tim melakukan kegiatan Ice Breaking yang bertujuan agar siswa merasa nyaman dan akrab dengan tim berikutnya adalah demonstrasi dilakukan terkait hubungan sistem kerja alat dengan teori ilmu fisika. Setelah timmemperagakan di hadapan siswa selanjutnya adalah siswa yang melakukan demonstrasi sehingga siswa menjadi paham hubungan sistem kerja alat alat peraga dan mereka mampu menguraikan bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Pembuatan yang sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama membuat siswa semakin terlihat antuasias dan bersemangat. Alat peraga yang digunakan adalah panflute, mengubah air teh menjadi air putih, Air Tornado, Balon yang menyeimbangkan, Giroskop manusia, Kaleng yang bisa kembali Comeback Can, Pembelokkan cahaya pada air, Menangkap uang jatuh, Cartesian ini masih berlanjut pada kehadiran tim berikutnya dalam program Workshop. Pada akhir kegiatan tim memberikan Post-test dan Kuisionerkepada seluruh berisi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya merubah mindset mereka terhadap pelajaran fisika, metode penyampaian dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran. Kuisoner diisi dengan memberi tanda centang pada kolom yang telah disediakan,pretest dan postest diberikan untuk membandingkan hasil jawaban mereka terhadap materi yang diberikan. Kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim BERISIK tidak hanya sekedar pelaksanaan diskusi, demonstrasi dan workshop. Kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut Penerbitan buku panduan secara massal, pelaksanaan kegiatan serupa di sekolah sekolah lain terutama yang ada di Provinsi Riau yang memiliki kondisi lebih kurang sama dengan kondisi sekolah sebelumnya, Pembuatan Hak Paten alat alat Peraga, Pelatihan Olimpiade dan Ujian Nasional di SMAN 1 Tapung dan Keikutsertaan tim dalam PKM HASIL DAN PEMBAHASANAdapun hasil yang dicapai tim BERISIK dalam kegiatan PKM-M ini adalah 1. Berdasarkan Pre-test dan Post-testHasil kuantitatif didapatkan tim dengan memberikan pre-test sebelum kegiatan berlangsung dan post-test pada akhir kegiatan. Pre-test dan post-test dibuat berupa soal yang sama agar tim bisa membandingkan nilai yang dihasilkan oleh siswa. Soal terdiri dari lima butir. Soal pertama merupakan soal yang berhubungan dengan hukum Archimedes yang sama dengan prinsip kerja dari Cartesian diver. Soal kedua tentangresonansi yang sama dengan prinsip kerja dari Pan Flute. Soal ketiga merupakan soal yang berhubungan dengan rotasi yang sama dengan 10771076 Tahapan berikutnya adalah persiapan kegiatan dengan membeli alat dan bahan yang akan digunakan untuk alat peraga yang akan ditampilkan ketika kegiatan. Selain itu, tim juga mengadakan latihan serta briefing agar penampilan tim ketika kegiatan maksimal, asyik dan kegiatan ke lokasi acara dilakukan oleh Tim sebanyak tiga kali. Kegiatan pertama diadakan pada tanggal 15 April 2017 dalam bentuk diskusi dan demonstrasi. Kegiatan kedua diadakan pada tanggal 25 April 2017 dalam bentuk demonstrasi dan Workshop, dan kegiatan ketiga diadakan pada bulan Juli dalam bentuk monitoring dan evaluasi pada guru ketika mengimplementasikan ilmu yang didapati dari kegiatan memberikan pre-test pada siswa berupa soal yang berkaitan dengan materi yang akan tim sampaikan ketika pelaksanaan kegiatan PKM, dilanjutkan dengan diskusi melalui tanya jawab di sekitar kendala-kendala yang mereka hadapi selama mempelajari fisika. Tim kemudian memberikan solusi sesuai dengan yang diperlukan siswa. Pada tahapan ini juga tim melakukan kegiatan Ice Breaking yang bertujuan agar siswa merasa nyaman dan akrab dengan tim berikutnya adalah demonstrasi dilakukan terkait hubungan sistem kerja alat dengan teori ilmu fisika. Setelah timmemperagakan di hadapan siswa selanjutnya adalah siswa yang melakukan demonstrasi sehingga siswa menjadi paham hubungan sistem kerja alat alat peraga dan mereka mampu menguraikan bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Pembuatan yang sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama membuat siswa semakin terlihat antuasias dan bersemangat. Alat peraga yang digunakan adalah panflute, mengubah air teh menjadi air putih, Air Tornado, Balon yang menyeimbangkan, Giroskop manusia, Kaleng yang bisa kembali Comeback Can, Pembelokkan cahaya pada air, Menangkap uang jatuh, Cartesian ini masih berlanjut pada kehadiran tim berikutnya dalam program Workshop. Pada akhir kegiatan tim memberikan Post-test dan Kuisionerkepada seluruh berisi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya merubah mindset mereka terhadap pelajaran fisika, metode penyampaian dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran. Kuisoner diisi dengan memberi tanda centang pada kolom yang telah disediakan,pretest dan postest diberikan untuk membandingkan hasil jawaban mereka terhadap materi yang diberikan. Kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim BERISIK tidak hanya sekedar pelaksanaan diskusi, demonstrasi dan workshop. Kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut Penerbitan buku panduan secara massal, pelaksanaan kegiatan serupa di sekolah sekolah lain terutama yang ada di Provinsi Riau yang memiliki kondisi lebih kurang sama dengan kondisi sekolah sebelumnya, Pembuatan Hak Paten alat alat Peraga, Pelatihan Olimpiade dan Ujian Nasional di SMAN 1 Tapung dan Keikutsertaan tim dalam PKM HASIL DAN PEMBAHASANAdapun hasil yang dicapai tim BERISIK dalam kegiatan PKM-M ini adalah 1. Berdasarkan Pre-test dan Post-testHasil kuantitatif didapatkan tim dengan memberikan pre-test sebelum kegiatan berlangsung dan post-test pada akhir kegiatan. Pre-test dan post-test dibuat berupa soal yang sama agar tim bisa membandingkan nilai yang dihasilkan oleh siswa. Soal terdiri dari lima butir. Soal pertama merupakan soal yang berhubungan dengan hukum Archimedes yang sama dengan prinsip kerja dari Cartesian diver. Soal kedua tentangresonansi yang sama dengan prinsip kerja dari Pan Flute. Soal ketiga merupakan soal yang berhubungan dengan rotasi yang sama dengan prinsip kerja giroskop manusia dan tornadoair. Soal keempat merupakan soal yang berhubungan dengan hukum Newton yang sama dengan prinsip kerja menangkap uang yang jatuh. Soal kelima merupakan soal yang berhubungan dengan pusat massa pada benda yang tidak beraturan yang merupakan prinsip kerja dari balon yang menyeimbangkan. Hasilpretest dan postest seperti pada Tabel 1. Persentase kenaikan nilai pretest dan postestNo Kategori Soalkenaikan1Hukum Archimedes dan prinsip kerja kapal selam 890 1700 kenaikan yang ada pada pre-test dan post-test empat diantaranya lebih dari 50% membuktikan bahwa tim telah berhasil membuat tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh tim Berdasarkan KuisionerKuisioner terdiri dari 12 pernyataan yang terdiri 5 pernyataan yang mengukur perubahan mindset siswa sedangkan 7 pernyataan yang mengukur tingkat kepuasan siswa terhadap kinerja tim BERISIK. Siswa diminta untuk mengisi tanda ceklis pada kolom sangat setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat tidak setuju STS. NoPERTANYAAN SS S N TS STS1Pada awal workshop Tim BERISIK memberikan pertanyaan kepada saya tentang masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh saya pada pelajaran Fisika dan memberikan solusinya41 43 52Tim BERISIK membimbing dan mengarahkan kami mempelajari Fisika dengan Demonstrasi alat peraga yang menarik dan asik57 323Demonstrasi alat peraga yang ditampilkan oleh Tim BERISIK memudahkan saya dalam memahami pelajaran Fisika, selain itu juga bisa dipratekkan sendiri63 20 64Tim BERISIK menampilkan demonstrasi alat peraga dengan menggunakan alat alat yang sederhana60 28 2 10785Tim BERISIK melakukan Demonstrasi alat peraga untuk memudahkan saya memahami pelajaran fisika56 29 3 16Tim BERISIK mengadakan workshop yang didampingi dengan pemateri yang asik 58 29 87Saya merasa senang dengan suasana workshop Tim BERISIK 57 31 108Saya menemukan pemecahan masalah yang saya hadapi dalam mata pelajaran Fisika 41 37 3 79Tim BERISIK memberikan materi Fisika dengan Asik dan menarik 58 21 8 110Tim BERISIK mengubah pola fikir saya tentang pelajaran Fisika 42 29 11 311Tim BERISIK mendemonstrasi konsep fisika dengan alat peraga yang sederhana 64 17 5 212Tim BERISIK antusias dan semangat dalam menyampaikan materi Demonstrasi alat peraga dan Workshop59 25 2 2Tabel 2. Kuisioner perubahan mindset dan kepuasan siswaAdapun hasil yang didapati oleh tim BERISIK adalah Gambar 4. Diagram tingkat kepuasan siswaGambar 4memperlihatkan diagram tingkat kepuasan siswa terhadap kinerja tim Berisik dalam mempresentasikan program kegiatan. Lebih dari separuh peserta merasa sangat puas dan seperempatnya puas. Ini menunjukkanbahwa hampir seluruh siswa merasa senang, asyik dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh tim berisik. 3. Kondisi pesertaSiswa yang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh tim BERISIK berjumlah 450 siswa yang berasal dari kelas X dan XI MIA Matematika dan Ilmu Alam dan jumlah guru yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 10 guru. Pada saat pertemuan pertama kedatangan tim 1079Tim BERISIK melakukan Demonstrasi alat peraga untuk memudahkan saya memahami pelajaran fisika56 29 3 16Tim BERISIK mengadakan workshop yang didampingi dengan pemateri yang asik 58 29 87Saya merasa senang dengan suasana workshop Saya menemukan pemecahan masalah yang saya hadapi dalam mata pelajaran Fisika 41 37 3 79Tim BERISIK memberikan materi Fisika dengan Asik dan menarik 58 21 8 110Tim BERISIK mengubah pola fikir saya tentang pelajaran Fisika 42 29 11 311Tim BERISIK mendemonstrasi konsep fisika dengan alat peraga yang sederhana 64 17 5 212Tim BERISIK antusias dan semangat dalam menyampaikan materi Demonstrasi alat peraga dan Workshop59 25 2 2Tabel 2. Kuisioner perubahan mindset dan kepuasan siswaAdapun hasil yang didapati oleh tim BERISIK adalah Gambar 4. Diagram tingkat kepuasan siswaGambar 4memperlihatkan diagram tingkat kepuasan siswa terhadap kinerja tim Berisik dalam mempresentasikan program kegiatan. Lebih dari separuh peserta merasa sangat puas dan seperempatnya puas. Ini menunjukkanbahwa hampir seluruh siswa merasa senang, asyik dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh tim berisik. 3. Kondisi pesertaSiswa yang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh tim BERISIK berjumlah 450 siswa yang berasal dari kelas X dan XI MIA Matematika dan Ilmu Alam dan jumlah guru yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 10 guru. Pada saat pertemuan pertama kedatangan tim BERISIK disambut dengan antusisme siswa yang sangat kurang bahkan tidak keseluruhan yang mengikuti kegiatan yang diadakan namun ketika kegiatan ice breaking dimulai dan peserta yang berada didalam ruangan mulai kedengaran riuh dan meriah satu persatu siswa yang berada diluar memasuki kegiatan dan mulai merasakan asyiknya kegiatan yang dibuat oleh tim BERISIK. Responsif siswa sangat memuaskan,dibuktikan dengan ramai dan semangatnya siswa selama proses kegiatan berlangsung. Kejadian yang sama juga terjadi di kegiatan kedua yang dilakukan oleh tim BERISIK melakukan kegiatan Workshop,banyak tanggapan yang dilontarkan oleh siswa. Laila Rizky Arizta siswa kelas XI MIA sekaligus merupakan ketua OSIS SMAN 1 Tapung mengungkapkan ”Selama pelaksanaan Workshop ini kami mendapatkan informasi informasi baru tentang fisika yang lebih mudah kami pahami serta banyak manfaat yang kami rasakan.”Berdasarkan hasilyang telah diperoleh tim BERISIK selama kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang diadakan oleh tim BERISIK berhasil mempengaruhi siswa untuk merubah mindset mereka terhadap fisika. 4. Buku BERISIKTim membuat buku panduan yang berisikan tentang tata cara pembuatan alat peraga yang sederhana. Buku panduan BERISIK diperuntukkan sebagai pegangan dosen pembimbing, tim BERISIK, siswa dan guru ditempat dilaksanakannya kegiatan. Harapan selanjutnya buku ini bisa diproduksi massal. Buku ini juga dilengkapi dengan ISBN yang menjamin keabsahan dari isi Seminar Salah satu bentuk hasil yang dicapai oleh Tim BERISIK adalah akan ikut sertanya Tim dalam Seminar Nasional Fisika yang akan diadakan di Pekanbaru bulan November mendatang dan menjadikan proceedingmenjadi salah satu KESIMPULANBerdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh tim BERISIK selama empat bulan dapat disimpulkan bahwa tim BERISIK telah berhasil melakukan kegiatan dengan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan awal program ini dibuat. Permasalahan permasalahan yang menjadi latar belakang dari kegiatan ini menjadi terselesaikan. Kegiatan dari tim BERISIK akan terus berlanjut tidak hanya di SMAN 1 Tapung saja tetapi akan menyebarluas di sekolah sekolah lainnya dan fisika tidak akan lagi menjadi mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa karena hadirnya metode pembelajaran fisika yang BERISIK akan mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa PKM di tahun 2018 mendatang, yaitu bidang PKM-Kewirausahaan dengan melanjutkan kegiatan PKMM sekarang ini, yaitu berupa memproduksi, menjual dan memberikan pelatihan penggunaan alat peraga Berisik dengan tujuan untuk mewujudkan potensi-potensi yang telah disebutkan di atas. 6. UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terimakasih Tim PKM-MBERISIK Universitas Riau tujukkan kepada SMAN 1 Tapung selaku mitra dalam pelaksana yang senantiasa mendukung program BERISIK. Selain itu, ucapan terimakasih juga Tim PKM-M BERISIK tujukan kepada seluruh pihak yang mendukung kegiatan BERISIK. DAFTAR PUSTAKA1. Hudoyo, H., 1988. Belajar Mengajar Fisika. Jakarta Dirjen Liem 2007. Asyiknya meneliti sains. Bandung Pudak Scientific 10803. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada4. Sofan, A., dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum Prestasi Pustaka5. Sudjana, N., dan Rivai, A., 1991. Media Pembelajaran. Bandung CV. Sinar Baru Bandung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo PersadaSardimanSardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo PersadaPengembangan dan Model Pembelajaran dalam KurikulumA SofanSofan, A., dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum Prestasi Pustaka 5. Sudjana, N., dan Rivai, A., 1991. Media Pembelajaran. Bandung CV. Sinar Baru Bandung.
optimal Karena hasil yang baik, selain dipengaruhi oleh pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat juga dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain, terutama bagaimana aktivitas peserta didik sebagai Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm.12
PembelajaranFisika Gampang Asyik dan Menyenangkan di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Pembelajaran Fisika Gampang Asyik dan Menyenangkan di The Books Onshop. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia!
JurnalPembelajaran Fisika Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Pembelajaran Fisika Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Suyanto dan Sartinem yang meliputi analisis kebutuhan, identifikasi sumber daya, identifikasi spesifikasi produk, pengembangan produk, uji internal, uji eksternal, dan produksi. Modul interaktif yang
. 4dkbjf3sng.pages.dev/2744dkbjf3sng.pages.dev/1424dkbjf3sng.pages.dev/9424dkbjf3sng.pages.dev/8624dkbjf3sng.pages.dev/1824dkbjf3sng.pages.dev/5464dkbjf3sng.pages.dev/9854dkbjf3sng.pages.dev/4074dkbjf3sng.pages.dev/2864dkbjf3sng.pages.dev/7004dkbjf3sng.pages.dev/4914dkbjf3sng.pages.dev/9234dkbjf3sng.pages.dev/1714dkbjf3sng.pages.dev/5204dkbjf3sng.pages.dev/110
metode pembelajaran fisika yang menyenangkan